Baca Online Cerita Manga Naruto Shippuden 2 / Naruto Gaiden Chapter 05 Terbaru 2015
Naruto Gaiden : Masa Depan Versi teks
Setelah
menyelamatkan Sarada dan Chochou dari hadangan Shin Uchiha, Naruto
memutuskan untuk mengajak kedua anak itu pergi bersamanya untuk menemui
Sasuke di sebuah tempat yang sudah dijanjikan.
Perjalanan
cukup jauh telah mereka bertiga lewati untuk sampai ke lokasi pertemuan
tersebut. Namun ketika sedikit lagi hampir sampai, Chochou yang
kelelahan memutuskan untuk berhenti sejenak, Naruto pun ikut menemani
Chochou. Sementara Sarada yang sudah tak sabar ingin segera bertemu
dengan sosok sang Ayah memutuskan untuk pergi ke menara terlebih dahulu.
Sharingan
1 tomoe dari anak gadis Uchiha itu bangkit karena perasaan harunya akan
bertemu sang Ayah yang ia nantikan begitu lama. Tapi yang harus terjadi
diluar dugaan Sarada, awal pertemuan itu menjadi mimpi buruk baginya.
-- Naruto Gaiden Chapter 5 Versi Teks --
Sasuke
menghunuskan katana miliknya kearah Sarada yang ia kira anak perempuan
itu adalah bagian dari musuh yang menyerang dirinya sebelumnya. Katana
itu ia hempaskan tepat di samping wajah Uchiha kecil itu sampai menancap
ke dinding dibelakangnya.
Sasuke
melepaskan pegangan katana itu, ia bermaksud menyerang langsung dengan
tangan kanannya. Hal itu sampai membuat Sarada berteriak. "Kya!!!
Papa!!!" yang begitu ketakutan atas apa yang dilakukan orang tuanya itu.
Mendengar
teriakan "Papa" dari orang yang diserangnya. Sasuke tiba-tiba
menghentikan serangan tangan kanannya itu, sesaat ia menyadari "Ini..."
pikirnya memperhatikan seorang anak yang ada dihadapannya itu.
"Kau, Sarada? " ucap Sasuke, ia mengenalinya.
Mereka
berdua terdiam, menatap satu sama lain. Sarada menangis ketakutan,
Sasuke seperti tak percaya anaknya ada dihadapannya sekarang.
"Aku tahu." ucap Sasuke begitu mudahnya.
"Sedangkan aku, aku langung tahu kalau kau adalah Papaku." ucap Sarada agak sinis.
Mereka
berdua jadi tidak tahu harus berkata apa, Sarada membayangkan petemuan
yang ia impikan, memeluk sang Ayah, namun hal itu tak terjadi. Tak lama,
dua orang yang bersama Sarada sampai ke lokasi pertemuan, Naruto dan
Chochou membuka pintu tempat itu.
"Jadi kau disini?" ucap Naruto melihat Sasuke.
"Maaf Sasuke, aku sedikit terlamabat."
"Naruto! Kau berhutang penjelasan padaku!"
"Mengapa kau datang dengan anak-anak ini?! tanya Sasuke.
"Aku tidak merencanakannya, tapi...."
Sarada langsung menimpali jawaban yang dinginkan Ayahnya. "Aku yang ingin bertemu denganmu, Papa!" ucap Sarada.
Sementara
Chochou yang melihat seorang Sasuke dihadapannya mulai beranggapan aneh
lagi. "Aku tahu!!" ucapnya. "Orang ini terlihat tampan dan memikat, apa
mungkin dia adalah Ayahku?!" tambah dipikirannya.
"Aku
tahu kalau Hokage akan pergi menemui Papa, jadi aku mengikutinya,
karena aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan." ucap Sarada.
"Tentang apa?" tanya Sasuke.
"Um... Ini... adalah tentang... Mama."
"Apakah dia memang benar-benar.... Mama kandungku?"
Sementara
itu di desa Konoha, tempat dimana Sakura dirawat dan beristirahat
setelah pingsan, terlihat Sakura sudah sadarkan diri dan sedang
mengobrol tentang Sarada dengan Shizune.
"Dia memiliki foto lama Tim Taka.. aku tahu kalau dia pergi mencari Ayahnya." ucap Shizune.
"Anak itu... tidak mungkin!" respon Sakura, wajahnya masih terlihat seperti kelelahan.
"Jadi dia pergi ke menara di atas tebing itu ya?." tanya Sakura.
"Dari apa yang dikatakan Shikamaru, itu memang benar." jawab Shizune.
Kembali ke tempat pertemuan Naruto dan Sasuke.
"Apa?! Apa yang kau bicarakan?!" Chochou keheranan atas pertanyaan Sarada.
"Apa
ada yang terjadi yang aku tidak tahu?" Sasuke merespon pertanyaan
Sarada, ia masih tetap begitu dingin dan tenang meski ini pertemuan
pertama dengan anaknya.
Mendengar
jawaban sang Ayah yang seperti itu, Sarada sedikit geram. "Kau... malah
bertanya apa yang terjadi?" wajahnya mulai tampak kesal, menggigit
giginya dengan keras saking geramnya.
"Oh ayolah! Kau bahkan tidak pernah pulang ke rumah!!"
"Mengapa kau meninggalkan Mama?!!"
"Lupa dengan wajah putrimu, itu semua kenapa Papa lakukan?!"
Sarada
mulai mengekspresikan perasaannya. Ia lalu mengeluarkan foto yang ia
bawa, foto yang ia temukan tersembunyi dirumahnya, foto sang Ayah dengan
timnya dulu, dimana ada Karin, Suigetsu dan Juugo berdiri di samping
Sasuke.
"Siapa gadis disebelah Papa ini yang memakai kacamata yang sama denganku!? Kau pikir Mama akan menceritakannya padaku?!"
"Mama
tidak pernah menjawabnya!! Kau tidak pernah ada, bahkan aku ragu bisa
mempercayai kalian berdua?! Hidupku adalah mimpi buruk!!" ucap Sarada,
ia benar-benar mengungkapkan perasaan yang ia pendam selama ini,
nafasnya sedikit terengah-engah mengatakannya. Tapi ia belum selesai.
"Ditambah... Aku tidak tahu dimana dan apa yang sedang Papa lakukan selama ini!!"
Sasuke yang mendengar rentetan pertanyaan dari Sarada terdiam sejenak. Lalu ia pun menjawab.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu..."
Mendengar
jawaban sang Ayah lagi-lagi seperti itu. Sarada tampak kecewa. Ia pergi
meninggalkan ruangan pertemuan tersebut. "Sudah cukup!!" ucapnya begitu
kesal, sedih, bercampur disana.
"Hey, Sarada!" ucap Naruto.
"Oh.. jadi itu adalah papanya Sarada." ucap Chochou.
Naruto
pun mengikuti Sarada keluar, terlihat Sarada diluar tertunduk menangis,
kesedihan begitu ia rasakan. Melihat itu, Naruto kemudian mengingat
sesuatu, kejadian setelah ia dan Sasuke bertarung bersama untuk menyegel
Kaguya, Naruto Sasuke, dan juga ada Sakura disana berkumpul dengan para
pimpinan desa lain.
"Naruto, dengarkan aku..." ucap Sasuke saat itu.
"Ingat
ketika kita menyegel Kaguya bersama, dan pembicaraan tentang membentuk
Pasukan Zetsu Putih untuk berperang, meskipun akhirnya tak harus sampai
sejauh itu untuk mengalahkannya, tapi itu terus mengusik pikiranku
selama ini. Jadi aku memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri
tentang ini." masih ucap Sasuke di tengah para pemimpin desa-desa.
"Yang kutemukan adalah, pasukan itu sudah dibentuk, bahkan lebih awal dari yang kita duga."
"Apa maksudmu?" tanya pimpinan desa Kumo, Darui.
"Ini...
hanyalah sebuah hipotesis, tapi aku punya bukti yang mengarah pada hal
itu dan itu berarti mungkin saja bahwa sesuatu yang jauh lebih mengerkan
daripada Kaguya sudah muncul di area ini."
"Jadi, masih ada musuh yang serupa dengan Kaguya?" tanya Sakura yang saat itu berdiri disamping Sasuke.
"Paling tidak itu bukan hal yang mustahil."
"Bagaimana
cara kita menjelaskan masalah semacam ini kepada orang-orang yang
bahkan belum pulih sepenuhnya dari perang kemarin, dan dengan musuh
sekuat itu pula." ucap pemimpin desa Kiri, Choujuro.
"Tapi
ini hanya hipotesis, jadi tidak perlu membuat orang-orang gelisah
karena masalah ini. Untuk sementara kita rahasiakan saja masalah ini
diantara kita berlima." ucap pimpinan desa Iwa, Kurotsuchi.
"Itu ide bagus." tanggap pemimpin terakhir yang ada disana, pemimpin desa Suna, Gaara.
"Sasuke, aku ikut denga..." Naruto mencoba menawarkan sesuatu.
"Kau
tinggalah dan lindungi desa ini Hokage, lagipula aku yang bisa
menelusuri jejak Kaguya dengan Sharingan-ku. kau urus saja tugasmu dan
kuurus tugasku. Bukankah ini 'kerjasama' yang kau inginkan?"
"Tolong
rahasiakan pergerakanku dari semua orang kecuali yang ada di sini.
Jadikan ini sebagai misi sangat rahasia, jika kau ingin masa depan yang
lebih cerah dan selalu lebih bak. Benar kan?"
Itulah
pertemuan antara para pemimpin desa dengan Sasuke juga Sakura yang saat
ini Naruto ingat. Ia yang melihat Sarada menangis langsung
menghampirinya, menepuk pundaknya dan duduk disampingnya.
"Sarada... maukah kau mempercayaiku kali ini saja?"
"Ayahmu... tidak diragukan lagi adalah seorang ninja yang hebat."
Sarada
mengengok kearah Naruto yang mencoba menenangkan hatinya. Tangisannya
sedikit berhenti, sepertinya kali ini Sarada sudah bisa lebih tenang.
Di tempat lain, Sakura mulai pergi seorang diri menyusul Sarada.
Sementara
di tempat musuh yang menyerang Sasuke dan Naruto sebelumnya. Disana
tampak mini Juubi, Shin Uchiha, dan satu lagi sosok orang berjubah
Akatsuki yang masih misterius identitasnya.
"Kita
harus mempersiapkan tujuan kita." ucap orang berjubah Akatsuki itu,
sementara orang yang bernama Shin tunduk padanya di belakangnya.
Orang
berjubah Akatsuki itu mulai menampakkan dirinya, pertama lengan kirinya
terlihat dimana disana ada bola mata Sharingan yang sangat mirip dengan
apa yang ada di lengan Danzo dulu.
"Kebangkitan
kembali Akatsuki!!" ucapnya, ia membuka jubah yang menutupi wajah dan
kepalanya, kini tampak jelas bagaimana rupa orang misterius itu,
sangat-sangat mengejutkan, di bagian kepala yang tanpa rambut itu ada
juga beberapa bola mata Sharingan yang ditanam.
Selain
itu, terdengar ucapan menuruti perintah dari beberapa orang, yang
ternyata mereka semua adalah Shin Uchiha, ternyata tidak hanya satu,
tapi ada satu dua tiga, sampai enam sosok Shin Uchiha disana.
Tak
lama, mereka mulai melakukan serangan, mini Juubi dengan kekuatan
berpindah dimensinya mengantarkan mereka semua menuju ke atap tempat
pertemuan Sasuke dan Naruto, kini mereka telah sampai disana dengan
begitu cepat.
Di
dalam menara pertemuan, Chochou berbicara pada Sasuke, ia menyarankan
sesuatu. "Ambil ini dan cepat berbaikan dengan Sarada, ini rasa kaldu
lho." ia memberikan cemilannya pada Sasuke, tapi tentu saja Sasuke tak
menggubris hal itu, ia dengan cepat merasakan hawa keberadaan musuh di
luar sana.
Di
luar, "Ayo maju Shin!" ucap pria berkepala tanpa rambut dengan
Sharingan yang ditransplantasikan disana turun dari atap mulai
menyerang.
"Baik." balas Shin.
Mata
sebelah kanan pemimpin berjubah Akatsuki itu berubah menjadi bentuk
Mangekyou Sharingan, bentuk Mangekyou yang sama dengan yang Shin
tunjukkan sebelumnya. Senjata seperti pisau ia lemparkan kearah Naruto
dan Sarada, tak hanya satu tapi cukup banyak.
Di
sisi seberang, Naruto dan Sarada yang masih duduk di luar kini
terancam. Tapi Naruto juga dengan cepat menyadari ada sesuatu dari atas
yang mengancamnya.
Naruto
dengan sigap menghalau serangan yang datang ke dirinya dan Sarada,
melihat hal itu pemimpin musuh berjubah Akatsuki tak tinggal diam, ia
mencoba melemparkan sesuatu itu lagi kearah Naruto, tapi Naruto dengan
cepat mengeluarkan chakra Kurama yang melindungi dirinya dan Sarada.
Sasuke
akhirnya keluar dari dalam tempat pertemuan, ia berdiri di depan Naruto
dan Sarada, menghadang musuh yang semakin mendekat. Kini kedua mata
Sharingan milik Sasuke dan pemimpin musuh berjubah Akatsuki itu saling
berbentrokan.
Bersambung di Naruto Gaiden chapter 06 KLIK DISINI
1 komentar:
komentarSip,updet trs gan.
Reply