Baca Online Cerita Manga Naruto Shippuden 2
Naruto Gaiden Chapter 09 Terbaru 2015
Naruto Gaiden : Aku Akan Melindungimu
Lanjutan Naruto Gaiden Chapter 08
Di markas musuh.
‘Swirl… Swirl.. Swir..’
Suara
kepingan logam menyatu menjadi sebuah bentuk kesatuan. Tangan.. Ya!
Serpihan logam-logam khusus dengan lubang di tengahnya itu membentuk,
menyelimuti tangan buntung Shin (botak), dengan kata lain.. sekarang dia
mempunyai lengan buatan dari kesatuan kepingan logam tadi.
Pisau yang tak terhitung jumlahnya……
“Oh..” Mata Shin melotot.
Sakura harus berhadapan dengan Shin dan 6 buah bunshin shin yang tengah menodongkan senjata ke arahnya.
Latar Berpindah.
BERANGKAT UNTUK MENOLONG SAKURA.. SUSANNO’O MENARI-NARI DI UDARA.
Susanno’o Sasuke terbang di atas awan, di dalam Susanno’o itu….
“…….”
Sarada memandang punggung Sasuke, bayang-bayang Sakura muncul dalam
pikirannya. Serangkaian ingatan kembali mewarnai pikirannya. Kata-kata
Sasuke sebelumnya masih membekas dalam memori Sarada.
**”Tidak,
ini semua salahku! Tak peduli bagaimanapun kau melihatnya!” Kata-kata
yang diucapkan Sasuke saat dia dikalahkan oleh Shin (botak)
dipertarungan mereka yang pertama.”**
**”Isteriku bukanlah wanita yang lemah!” Kata-kata yang diucapkan Sasuke saat berada di markas Orochimaru.**
“………”
Sarada bertanya-tanya dalam batinnya. “Bagaimana perasaan pria ini pada
ibuku? Sebenarnya ada apa diantara mereka? Wanita di foto itu dengan
ayahku, dan dia adalah……” Sarada jadi terbayang wajah Karin juga.
‘CLAP’
Sarada terkejut ketika tangan Naruto tiba-tiba mendarat lembut di pundaknya. Naruto melemparkan senyuman kepadanya.
Melihat
Naruto yang tersenyum, Sarada lantas ikut tersenyum. Senyuman yang
terlihat tulus, dari dalam hatinya. Namun tiba-tiba mimik mukanya
berubah serius. Dia bergumam dalam hati.
‘Tak
ada gunanya memusingkan hal itu sekarang, seperti kata Nanadaime. Yang
harus ku lakukan sekarang adalah menolong Mama. Selain itu tidak ada
lagi.’ Kata Sarada sembari terus memikirkan Sakura.
“.. Yeph, ada disekitar sini. Naruto aku serahkan pelacakannya padamu.” Kata Sasuke.
“Oh!” Sahut Naruto.
Latar menunjukkan tebing-tebing batu dengan banyak gua di dalamnya.
Naruto Gaiden Chapter 9
‘Thump….. Wush..’
Sesuatu
menghantam rongga gua. Pertarungan antara Shin (botak) dan Sakura
ternyata sudah berlangsung. Sakura Nampak terdesak, berdiri diantara
reruntuhan batu.
Tanpa
ampun dan jeda Shin melancarkan serangan berikutnya, melempar fuma
shuriken yang terbuat dari logam-logam khususnya tadi. Fuma shuriken itu
berputar-putar di udara.
Dan…..
tiba-tiba, sebuah pedang ekstra besar meluncur begitu saja, menembus
apapun yang diterjangnya, termasuk.. tangan buatan Shin.
“Arggh..”
‘Swooost……..’
‘BLAAM’
Sebuah ledakan terjadi.
“Apaa
ini??!” Shin terkejut. “Ughh.” Sekarang, dia sudah ada dalam genggaman
tangan Susanno’o Sasuke. Tangan itu lantas meremasnya.
“GAAAAHHH!!” Teriakannya semakin keras.
“MAMAA!!” Teriak Sarada.
‘Crush’
Sasuke
mencabut logam yang menancap di lengan Sakura. Sasuke tak mau buang
waktu, dengan cepat dia mengaktifkan Amaterasu. Api hitam membakar logam
tersebut.
“Terimakasih Sayang.”
“Kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri kan?”
“Iya.” Sakura kelihatan lelah, tapi dia bahagia. Sasuke memegang lengannya yang luka.
Sarada.. Dia yang berlari ke arah Sasuke dan Sakura mendadak menghentikan langkahnya, tersenyum.
“Seperti yang diharapkan, kalau kekuatan matanya telah kembali.. Sasuke memang sangatlah kuat.”
“Awww! Kenapa sih dia harus jadi ayahnya Sarada? Kenapa tidak jadi ayahku saja?” Gerutu Chouchou.
Bunshin-bushin
Shin melihat ke arah Susanno’o Sasuke yang masih menggenggam tubuh asli
Shin (botak). Setelah Susanno’o itu menghilang…………
“Kita telah melumpuhkannya, dia sudah tak dapat bergerak lagi.”
“Urrkk..” Shin (botak) kesakitan.
“Nah, kami akan membawamu ke Konoha guna keperluan penyelidikan.”
Shin ternyata masih belum kalah. “Pfft.. Jangan yakin dulu!!” Katanya.
‘Saat ini aku harus menggunakan shin (kecil) sebagai umpan, dan segera pergi dari sini.’ Pikir pria botak itu.
“Kalian semua..!! Lakukan!” Teriaknya. Memerintahkan Shin-Shin kecil yang ada di belakangnya.
‘Huft.. Huft’ Shin (botak) itu terengah-engah.
Sesuatu yang tak biasa terjadi..
‘JLEEBB…’
Tak
disangka, Shin-shin kecil itu bukannya membantu tetapi malah menusuk
‘ayahnya’ dengan senjata yang ada di tangan mereka. Dia ditusuk
bersamaan dari lima arah. Darah segera menetes dari luka-luka dan
mulutnya.
“???????!!” Shin (botak) dan semua yang ada di situ sangat heran, tercengang dengan pemandangan di depan mata mereka.
“A-apa yang kalian lakukan?”
“Cukup! Ayah.. Sekarang tubuhmu sudah tua! Kau sudah tak layak pakai dan sudah waktunya dibuang.” Kata Salah seorang Shin kecil.
“K-kalian semua!!! Aku.. Aku adalah tubuh asli!!!!!”
“Kekuatan matamu sudah melemah yah! Mulai sekarang.. kamilah yang akan berevolusi. Itu lebih masuk akal kan?”
Sakura yang sedari tadi hanya bisa jadi penonton kini mulai berkomentar.
“Sudah kuduga hal semacam ini pasti akan terjadi!”
Mereka
banyak sekali, Naruto dan yang lainnya sekarang sudah dikepung oleh
banyak Shin kecil. Disana ada berbagai tipe Shin, ada Shin yang bertubuh
standar, ada Shin bertubuh kurus dengan muka cekung, ada juga Shin yang
gendut. Mereka semua berkumpul, siap menyerang.
Percakapan diantara Shin kecil dan Shin botak masih berlanjut di tengah-tengah penyerangan itu.
“Kenapa kalian melakukan semua ini?”
“Kami sudah tumbuh, kami tak butuh ayah lagi!” Jawab salah seorang Shin kecil.
“Whoaaa.. Mereka banyak sekali!! Ada beberapa yang gendut juga ya! Aku dapat melihatnya” Kata Chouchou.
“Serahkan pada mereka saja Chouchou!” Jawab Sarada.
“Sepertinya mereka bukan bunshin!!” Ucap Sakura.
**
‘Pooop… Pooop…’
Naruto berlari sembari merapal jutsunya.
“TAJUU KAGEBUNSHIN NO JUTSU.”
Ada banyak Naruto sekarang, jumlah yang kuantitasnya kurang lebih bisa mengimbangi jumlah shin-shin berambut bawang itu.
Bunshin-bunshin Naruto mulai bertarung dengan para Shin.
‘BLAAAR’
Langkah
kaki raksasa menginjak tanah, membuat tanah disekitarnya retak. Shin
berambut bawang gendut dalam bentuk raksasa muncul. Sasuke yang
mengetahuinya dengan tanggap langsung melompat, menyelubungi dirinya
dengan sebagian chakra Susanno’o, membentuk tinju dengan chakra itu..
meninju pipi si raksasa dan berhasil membuat raksasa itu terhuyung.
Roboh.
Darah masih menetes dari mulut Shin botak, dia tak melakukan pergerakan, hanya diam dan mengamati keadaan.
Sakura,
Sarada dan Chouchou berada di belakang tubuh Naruto yang asli, ketika
Makhluk kecil bermata satu (Juubimon) dengan diam-diam mendekati mereka
dari belakang, ternyata ini adalah rencana si botak yang ingin
memanfaatkan kesempatan ketika semua sibuk sendiri-sendiri dengan
kekacauan itu. Dia melebarkan matanya, bersiap-siap melakukan jutsu
perpindahan melalui makhluk kecil bermata satu itu. Dia lalu membatin.
‘Ini kesempatanku, aku butuh organ pengganti!”
"??!!" Naruto menoleh. Menyadari rencana si botak.
‘Akan ku bawa para gadis itu bersamaku.’ Pikir si botak.
“SARADA!!” Teriak Sasuke.
“Aku mengerti apa yang harus aku lakukan!” Sarada bersiap-siap melayangkan tinjunya.
‘BAAAAAMM’
Sarada melayangkan tinjunya ke arah makhluk kecil itu, membuatnya tertekan dengan dahsyat ke tanah, sampai tanahnya retak.
“Kau! Makhluk kecil sialan!!” Teriak Sarada.
Pria botak itu hanya bisa tertegun melihatnya.
‘Sudah mati.’
**
Mereka
sepertinya sudah benar-benar dikepung, segerombolan Shin berambut
bawang berduyun-duyun datang kepada mereka, dalam jumlah besar. Dari
arah belakang.
“Yekz… Dari sebelah sana juga!!” Kata Chouchou. Naruto yang asli, Sakura dan Sarada menoleh ke belakang.
Naruto membentuk segel tangan. Bersiap-siap membuat kage bunshin lagi.
“Lebih baik ku coba menyerang mereka lagi!” Kata Naruto
“Mundur Sarada….” Perintah Sakura.
‘WUUSSH’
Sarada melompat, bersamaan dengan dilemparnya senjata oleh salah seorang Shin berambut bawang.
“Ehhh?” Gumam Naruto.
“??!!” Sakura bertanya-tanya.
Sarada meluncur..
“Kedua
jurus ini tidak diturunkan tanpa alasan!!” Sarada berhasil menghindari
lemparan senjata itu, sharingan dengan satu tomoenya aktif.
“??!!”
Sakura, Naruto dan Choucho memandangnya dengan tercengang-cengang. Beda
dengan Sasuke yang memandang anaknya dengan senyuman bangga.
“KEDUANYA MELINDUNGIKU..” Sarada sudah berada di udara, bersiap melayangkan tinjunya ke tanah.
“SHANAROO!! (Keparat kalian!!)”
Pasukan Shin kecil dapat dipukul mundur sebab tinju Sarada membuat tanah dan bebatuan disekitarnya retak dan ambles.
Bersambung di Naruto Gaiden chapter 10 KLIK DISINI